JAKARTA — Salah satu pembelajaran berharga di masa pandemi ini adalah betapa gencarnya aliran informasi di tengah-tengah masyarakat, termasuk yang bersifat misinformasi atau berita bohong (hoax). Adanya keanekaragaman informasi ini sering kali membuat bingung masyarakat dan bahkan menjadi faktor penentu ketangguhan masyarakat dalam menghadapi suatu krisis.
“Oleh karena itu, strategi komunikasi risiko kepada masyarakat menjadi sangat penting untuk memastikan berita yang sampai ke masyarakat bersifat akurat, terkini, dan dapat dipercaya” kata Avianto Amri, ketua umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
Ilmu dan informasi terkait penanggulangan bencana banyak yang berasal dari kalangan akademisi dan pemerintah sehingga peran media, tokoh masyarakat, dan tokoh agama menjadi sangat penting untuk memastikan informasi tersebut dapat mudah dimengerti, mudah dipahami, dan dapat diproses olah masyarakat menjadi tindakan aksi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan bencana.
Acara kegiatan refleksi ini dibuka oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusadatin KK) BNPB Dr. Abdul Muhari, S.Si, MT. Pusdatin KK BNPB telah banyak melakukan upaya peningkatan kapasitas kepada para jurnalis kebencanaan dan membentuk Forum Komunikasi Wartawan serta memilih dan memberikan penghargaan kepada insan media yang memberikan sumbangan besar kepada upaya penanggulangan bencana.
Dr. Abdul Muhari menekankan bahwa Kompleksitas bencana sangat berat di aspek social dan persepsi risiko public, bagaimana media dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kondisi yan sesungguhnya, pesan-pesan kesiapsiagaan untuk masyarakat harus menjadi informasi, dan jangan dibelokkan menjadi berita-berita yang mengarahkan kepada informasi hoak, Penting bagi media untuk dapat memberikan informasi- informasi yang dapat membangun ketangguhan masyarakat.
Ahmad Arif menyoroti Tantangan Literasi Pengurangan Risiko Bencana di Media Masa, Pasca UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana berita tentang Penanggulangan Bencana dalam 10 tahun mengalami peningkatan, namun pemberitaan belum terlalu dalam. Media berperan sebagai literasi PRBBK dan mampu mengkomunikasikan risiko untuk dapat menginformasikan risiko.
Komunikasi risiko harus dibangun dengan benar, yang berbeda dengan sosialisi. Komunikasi risiko harus dilakukan secara dua arah, bagaimana media dapat merespon public. Media dalam fungsi pentahelix bukan hanya sebagai media untuk menginformasikan release-release satu arah dari pemerintah kepada masyarakat. Sebagai penutup Ahmad Arif menyampaikan refleksinya terkait tantangan Literasi Media adalah Bencana masih dilihat sebagai kejadian, keterbatasan pengetahuan etik dan tekanan ekonomi politik dalam peliputan bencana.
Rhodial Fallah sebagai contributor Deutsche Welle TV (DW TV) menggaris bawahi bahwatrend kejadian bencana global meningkat dan porsi terbesar oleh Bencana berkaitan dengan Iklim antara lain banjir, cuaca ektrem dan kenaikan temperatur. Tidak ada bencana natural yang berdiri sendiri, manusia adalah salah satu actor yang berperan besar terutama dari aktivitas manusia. Secara global bencana digemari oleh media terutama bencana-bencana besar. Yang menarik dari sebuah pemberitaan media bukan karena jumlah korbannya, tapi seberapa banyak jumlah pemberitaan yang dapat menentukan berapa banyak jumlah bantuan yang diterima.
Citra Prastuti sebagai pemimpin redaksi KBRPRIME.ID yang memiliki radio jaringan di 34 propinsi bekerjasama dengan platform Viamo untuk penyebarluasan informasi di wilayah yang remote, dan berperan dalam memberikan informasi tentang PRB, saat ini Podcash menjadi salah satu media untuk penyebarluasan informasi dengan menawarkan keintiman audio dengan membaguikan pembelajaran- pembalajaran baik tentang upaya-upaya PRB, dan untuk mengapproach lebih banyak audience di luar event, terutama komunitas di daerah rawan bencana.
Bagus Kurniawan wartawan portaljogja.com grup Pikiran Rakyat.com telah meliput kejadian gempabumi Jogja-Jateng 2006, tsunami Pangandaran 2006, erupsi Gunung Merapi, dan lain-lain. Pengalaman, wawasan dan pembelajaran yang kaya ini akan menjadi bagian dalam refleksi media. Bagus menekankan pentingnya peran relawan bencana untuk dapat memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat terutama yan berada di Kawasan rawan bencana.
JRKI Sinam M. Sutarno menjelaskan bahwa Radio Komunitas memiliki segmen yang luas untuk penyebaran informasi kepada komunitas, bertujuan untuk menjadi penyambung informasi dari berbagai stakeholder kepada para penyintas, menjembatani komunikasi antar penyintas, dan membagikan informasi tentang program-program yang berhubungan dengan komunitas. Peran Radio Komunitas tidak hanya memberikan informasi pada saat terjadi bencana, harus memiliki porsi yang berimbang dalam pemberitaan saat sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan sesudah terjadi bencana.
Sukiman sebagai penanggap 1 berpesan media Harus bisa memberikan informasi upaya-upaya PRB dari praktek baik masyaarakat di tempat lain untuk menjadi informasi pembelajaran. Dalam memberikan informasi harus menyesuaikan dengan Bahasa-bahas komunitas. posisinya dalam pemberitaan, jangan hanya sekedar memberitkan saat terjadi bencana dan dampak bencana, tetapi juga dapat menginformasikan tentang upaya-upaya masyarakat dalam PRBBK. Perlu ada sinergisitas antara media nasional, media daerah dan media lokal.
Sebagai jurnalis kawakan di Radio Elshinta, Remon sangat trampil dalam menangkap suatu kondisi menjadi berita menarik menanggapi hasil paparan 5 narasumber sebelumnya, hal ini dijelaskan ketika Remon terlibat di dalam Ekspedisi Destana Tsunami menyusuri pantai selatan Pulau Jawa dari Banyuwangi hingga Banten pada tahun 2019 yang diadakan oleh BNPB.
Penanggap terakhir adalah Siswantini Suryandari dari Media Indonesia. Siswantini menekankan bahwa media sangat memiliki peranan yang penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, dan tidak mengangkat informasi tentang hal-hal yang menakutkan kepada masyarakat. Bencana bisa terjadi setiap saat tapi bagaimana media menjadi informasi untuk kesiapsiagaan masyarakat. (*)