Pandemi COVID-19 masih berlangsung. Vaksinasi, merupakan salah satu upaya untuk menekan dan mencegah adanya penyebaran yang semakin besar. Menciptakan kekebalan kelompok menjadi satu metode untuk menghentikan laju penyebaran COVID0-19.
Pada 1 Juni 2021, Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah mengumumkan, menyetujui vaksin COVID-19 jenis Sinovac untuk penggunaan darurat. Selain Sinovac, hingga saat ini WHO juga telah memberikan izin penggunaan darurat 6 jenis vaksin COVID-19 dan beberapa vaksin yang juga telah dipakai di Indonesia.
6 vaksin yang saat ini telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO yaitu Sinopharm, Moderna, Johnson & Johnson, Pfizer / BioNTech, dan Astrazeneca.
Berikut rincian jenis-jenis vaksin tersebut,
- Sinovac
WHO merekomendasikan vaksin ini digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, digunakan dalam jadwal dua dosis (antardosis berjarak 2-4 minggu).Hasil efikasi vaksin Sinovac menunjukkan bahwa vaksin dapat mencegah penyakit simtomatik pada 51% dari mereka yang divaksinasi, lalu mencegah Covid-19 yang parah dan rawat inap pada 100% dari populasi kejadian yang diteliti.
- Sinopharm
Di Indonesia, vaksin ini dikenal dengan sebutan Vaksin Gotong Royong. Metode yang digunakan adalah inactivated vaccine atau teknik menyuntikkan virus yang sudah dimatikan dan dilemahkan ke dalam tubuh.
Berdasarkan data interim uji coba fase ketiga, pada tahun lalu, vaksin Sinopharm diklaim memiliki efektivitas 79,34% dalam melawan paparan virus Covid-19. - Moderna
Vaksin Moderna dikembangkan dengan teknologi messenger RNA (mRNA), atau mRNA-1273. RNA bertujuan untuk meniru permukaan virus corona dan mengajari sistem imunitas tubuh untuk merekam virus dan menghasilkan kekebalan terhadap virus Covid-19 dengan angka efikasi 94,5%. - Johnson & Johnson
Johnson & Johnson mengklaim satu suntikan vaksinnya memilki kemanjuran 66%. Pernyataan itu berdasarkan dari uji coba skala besar yang mencakup tiga benua, di AS kemajuan vaksin mencapai 72%. - Pfizer-BioNTech
Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yaitu BNT162b2 diklaim 95% efektif. Namun, vaksin ini juga menunjukkan adanya efek samping pada relawannya. Beberapa orang dari total 43.500 relawan ini mengalami efek samping, seperti sakit kepala dan nyeri otot pada suntikan pertama. Vaksin ini harus disimpan di ruangan dingin dengan suhu di bawah 70 derajat Celcius. - AstraZeneca
Berdasarkan penelitian ilmiah Lancet, dilaporkan efikasi dari Astrazeneca mencapai 70%. Angka tersebut diperoleh dari uji klinik tahap tiga di Brasil dan Inggris.
Sebagaimana diketahui, upaya pencegahan penyebaran dengan vaksinasi bukanlah satu hal pokok dalam menghentikan pandemi. Setiap orang yang telah divaksin harus tetap menjalankan protokol kesehatan selama pandemi belum berakhir.
Sebagai anggota pramuka yang juga merupakan bagian dari Duta Perubahan Perilaku, tentunya harus terus menjadi garda terdepan, contoh dan teladan bagi sesama untuk terus menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat dan mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin. (cst)