BALIKPAPAN — Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka melalui Komisi Pengabdian Masyarakat (Abdimas) dalam hal ini diwakili Kak Bambang Sasongko (Kokok) menjadi salah satu narasumber dalam Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2022.
Pada Rabu, 12 Oktober 2022, Kak Kokok menyampaikan paparannya terkait dengan peran Pramuka mendorong pentahelik mengembangkan Satuan Pendidikan Aman Bencana Non Formal Gugusdepan dan Masyarakat sebagai Gerakan Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana.
Kak Kokok mengawali paparan materi dengan menyampaikan 7 program prioritas Kwarnas masa bakti 2018-2023, salah satunya adalah pengembangan pramuka peduli penanggulangan bencana melalui penerapan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan prinsip kerja dan jiwa relawan penanggulangan bencana.
“Program prioritas 7 yaitu menciptakan gerakan kerelawanan dan kepedulian yang kuat, terpercaya, dan masif sebagai bukti positif keberadaan Gerakan Pramuka bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” terangnya di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome dipandu Kak Untung Triwinarso dari Perkumpulan Lingkar selaku moderator.

Andalan Nasional yang juga Ketua Pusat Pengabdian Masyarakat dan Pramuka Peduli Kwartir Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut menjabarkan kerangka implementasi Gugusdepan Aman Bencana yang merupakan salah satu kebijakan dan strategi dari Kwarnas.
“Dalam rangka mewujudkannya, diperlukan peningkatan dan pengembangan kapasitas pembina pramuka sebagai fasilitator SPAB,” tegasnya.
Selain itu, Kak Kokok juga menyampaikan apa yang pernah diutarakan oleh Sestama BNPB, Kak Lilik Kurniawan, S.T., M.Si. bahwasanya Pramuka adalah organisasi pendidikan yang besar sebagai mitra strategis BNPB dalam penerapan pendidikan pengurangan risiko bencana melalui latihan Pramuka dan mengapresiasi atas implementasi SPAB di Gudep.
Melalui Gudep Aman Bencana ini, Kak Kokok juga menyampaikan targetnya untuk mewujudkan Duta Muda Pengurangan Risiko Bencana, serta menumbuhkembangkan budaya dan gaya hidup kesiapsiagaan darurat bencana.
“Program SPAB merupakan salah satu upaya untuk membangun dan mengembangkan budaya sadar dan antisipatif menghadapi bencana,” ujar Kak Kokok.
Pihaknya menegaskan bahwa penguatan dan peningkatan implementasi Edukasi Kebencanaan berbasis pada Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal merupakan salah satu upaya strategis penyiapan masa depan Indonesia Aman Bencana.
Untuk itu, melalui berbagai kesempatan Kak Kokok di Komisi Abdimas kwarnas mendorong pentahelik secara sinegris dan kolaboratif atau kerja bersama jajaran kwartir (nasional, daerah, dan cabang) beserta pembina pramuka yang merupakan kunci keberhasilan edukasi kebencanaan di tingkat gugusdepan.
Lebih lanjut Kak Kokok menyebutkan bahwa pada tahun 2030 mendatang harapannya dapat melampui 50% Gugusdepan dalam penerapkan SPAB secara berjenjang dan berkelanjutan.
Diketahui bahwa kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ini diikuti oleh kurang lebih 1.000 peserta yang hadir dari 5 tempat terpisah dari unsur BNPB, BPBD Provinsi, BPBD Kab/Kota se Indonesia, NGO, INGO, FPRB, para praktisi, ahli kebencanaan, Komisi 8 DPR RI, dan Kementerian/Lembaga RI. (cst)