JAKARTA — Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) dalam hal ini Komisi Pengabdian Masyarakat selenggarakan Pelatihan Manajemen Kedaruratan Bencana untuk Kwartir Daerah Regional II (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) tahun 2021.
Kegiatan ini sudah dimulai pada Jumat, 26 November 2021 malam diawali dengan penjelasan umum, pembagian kelompok, serta penyelesaian pre test untuk agenda yang akan berlangsung hingga lima hari atau sebanyak 66 Jam Pelajaran.
Dalam kesempatan upacara pembukaan pelatihan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turut menyampaikan sambutannya yang diwakili oleh Sekretaris Utama Kak Lilik Kurniawan, S.T., M.Si..
Kak Lilik menyampaikan apresiasi kepada Gerakan Pramuka atas upaya yang secara terus menerus melakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) relawan penanggulangan bencana sebagaimana kegiatan yang diselenggarakan hari ini.
Diketahui bahwa BNPB dengan Gerakan Pramuka sudah ada MoU (perjanjian khusus) dan ditindaklanjuti bersama-sama membangun kapasitas manusia Indonesia, melindungi segenap bangsa dan masyarakat Indonesia dari Bencana.
“Indonesia adalah negara rawan bencana, upaya mitigasi, penanggulangan bencana, dan lainnya harus terus dilakukan,” ujar Kak Lilik.
Lebih lanjut Kak Likik menjelaskan bahwa salah satu tujuan pada UU 24 Tahun 2007 adalah membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta. Hal inilah yang dilakukan pada hari ini hingga beberapa hari ke depan oleh Gerakan Pramuka.
“Dalam Dasa Darma Pramuka terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, pramuka tidak lagi menjadi obyek dalam penanggulangan bencana, tetap sudah harus berubah, subyek, orang yang tangguh, memiliki pengetahuan, keterampilan, untuk bisa membantu orang lain, terutama keluarga, tetangga kanan kiri, dan lingkungannya,” tegasnya.
Kak Lilik juga berharap seluruh Anggota Pramuka akan menjadi Pramuka Tangguh Bencana. Ada lima kriteria Pramuka Tangguh yang disampaikan. Pramuka harus mampu mendapatkan akses informasi, Pramuka harus memiliki daya antisipasi, Pramuka harus memiiki daya proteksi. Kemudian Pramuka harus memiliki daya beradaptasi, serta Pramuka harus memiliki daya lenting.
“Pelatihan ini sangat penting, karena bencana dapat sewaktu-waktu terjadi. Semoga saat kembali ke rumah masing-masing, mampu untuk mengajarkan kepada anggota di wilayah masing-masing,” imbuhnya.
Disampaikan pula bahwa saat ini BNPB sedang membuat klaster untuk melakukan penanggulangan Bencana, ada 11 klaster dan 1 koordinator klaster yaitu dengan kompetensi dan keahlian yang akan melibatkan relawan di seluruh Indonesia termasuk pramuka.

Sebelumnya dijelaskan oleh Ketua Panitia, Kak Irawan Laliasa menyampaikan laporan kegiatannya yang menyebutkan bahwa kegiatan ini menjawab tuntutan bahwa Gerakan Pramuka harus mempunyai kiprah yang nyata dalam penanggulangan bencana, Gerakan Pramuka berupaya meningkatkan keterampilan SDM nya.
Dengan tujuan meningkatkan peran serta Pramuka Peduli di semua tingkatan pada penanganan darurat bencana yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, kegiatan ini melibatkan narasumber dari mitra-mitra Gerakan Pramuka yang akan menyampaikan materi baik secara daring maupun luring. (cst)